Binkam

Petani Lombok Barat Buat Pestisida Nabati, Lebih Ramah Lingkungan!

×

Petani Lombok Barat Buat Pestisida Nabati, Lebih Ramah Lingkungan!

Sebarkan artikel ini
Pestisida Alami, Solusi Hemat dan Sehat untuk Petani Kediri

ntb.perisainews.com/tag/kediri/”>Kediri, Lombok Barat – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Tumpang Sari” Desa Jagaraga Indah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat menggelar kegiatan pembuatan pestisida nabati pada Senin (13/01/2025). Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WITA ini bertempat di kediaman salah satu anggota Poktan Pade Genem, di Dusun Tinggar Karang Anyar. Inisiatif ini merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia dan mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Kecamatan Kediri, Jaswandi SP, Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Jagaraga Indah, Deni Wijayanto, SP, Bhabinkamtibmas Desa Jagaraga Indah, AIPDA Komang Suharjo, Ketua Kelompok Tani Pade Genem, M. Zainudin, serta anggota kelompok tani setempat. Proses pembuatan pestisida nabati dipandu langsung oleh tim dari UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Lombok Barat.

Memanfaatkan Kekayaan Alam untuk Pertanian Berkelanjutan

Pembuatan pestisida nabati ini memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan, seperti daun pepaya, batang serai, laos, kunyit, daun sirsak, daun nimba, dan daun gamal. Bahan-bahan ini diketahui memiliki kandungan aktif yang efektif sebagai pembunuh dan penolak hama, mulai dari serangga, ulat, wereng, tungau, hingga kutu-kutuan.

“Penggunaan pestisida nabati ini adalah solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia,” ujar Jaswandi SP, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Kecamatan Kediri. “Selain menekan biaya produksi, ini juga penting untuk melestarikan alam. Kami berharap penggunaan pestisida nabati dapat meningkatkan produksi pertanian yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.”

Proses Pembuatan Pestisida Nabati yang Sederhana dan Efektif

Proses pembuatan pestisida nabati ini terbilang sederhana dan dapat dipraktikkan oleh petani secara mandiri. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Persiapan Bahan: Bahan-bahan yang telah disebutkan di atas dicuci bersih.
  2. Penggilingan: Bahan-bahan tersebut digiling kasar dengan cara ditumbuk.
  3. Perendaman: Bahan yang telah digiling kasar kemudian disimpan dalam wadah dan ditambahkan air secukupnya.
  4. Fermentasi: Campuran tersebut difermentasi minimal selama 7 hari.

Setelah proses fermentasi selesai, pestisida nabati siap digunakan dengan cara disemprotkan pada tanaman yang terkena hama atau penyakit, terutama pada bagian daun dan batang yang rentan terhadap serangan hama.

Kandungan Aktif dan Manfaat Setiap Bahan

Setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati ini memiliki kandungan aktif dan manfaatnya masing-masing:

  • Daun Pepaya: Mengandung papain yang efektif membunuh larva dan hama.
  • Daun Gamal: Berfungsi sebagai pestisida alami.
  • Kunyit: Memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri.
  • Daun Sirsak: Mengandung senyawa alami yang dapat mengatasi penyakit tanaman.
  • Laos: Memiliki kandungan anti-jamur dan antibakteri.
  • Batang Serai: Memiliki aroma yang dapat mengusir hama.

Harapan untuk Pertanian yang Lebih Baik

Kegiatan pembuatan pestisida nabati yang diinisiasi oleh Gapoktan “Tumpang Sari” ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertanian di Desa Jagaraga Indah dan sekitarnya. Dengan beralih ke praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, diharapkan petani dapat menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi, sekaligus menjaga kelestarian alam.

“Kami sangat mendukung inisiatif ini,” kata M. Zainudin, Ketua Kelompok Tani Pade Genem. “Kami berharap dengan penggunaan pestisida nabati, hasil panen kami akan lebih baik dan kami juga turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan.”

Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan inovasi dapat bersinergi untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Inisiatif seperti ini perlu terus didukung dan direplikasi di wilayah lain untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju dan lestari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *